Selasa, 28 Juli 2009

Al-Zaytun Sumber Inspirasi

Bagaimana membangun Indonesia supaya kuat? Lembaga pendidikan Islam modern Al-Zaytun (pesantren spirit but modern system), sangat baik digunakan sebagai sumber inspirasi. Bahkan tidak sekadar sumber inspirasi, kampus ini layak disebut sebagai Laboratorium Indonesia Kuat. Sehingga sangat pantas, jika Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Prof. Dr. Ir. Radi A Gany mengatakan sebaiknya setiap kepala daerah (bupati, walikota dan gubernur) lebih dulu belajar dari Al-Zaytun sebagai bekal dalam melaksanakan tugas. SYAYKH AS PANJI GUMILANG: Indonesia harus kuat, pendidikan dan kesehatan terlayani, sandang-pangan tercukupi, papan dan energi terpenuhiProf. Dr. Ir. Radi A Gany bersama anggota Watimpres lainnya, Prof. Dr. Subur Budhisantoso saat berkesempatan berkunjung ke Kampus Al-Zaytun di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, 29 Desember 2008 lalu, mengungkapkan kekagumannya atas manajemen pembangunan dan pengelolaan lembaga pendidikan ini. Apalagi setelah mendengar pemaparan Syaykh Al-Zaytun AS Panji Gumilang tentang visi Al-Zaytun yang mendambakan Indonesia harus kuat dengan landasan lima nilai-nilai dasar dan falsafah negara yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.

Visi Indonesia Harus Kuat itu secara singkat bermakna (inti): Pendidikan dan kesehatan terlayani; Sandang-pangan tercukupi; Papan dan energi terpenuhi. Visi ini sudah diimplementasikan Ma’had Al-Zaytun dalam sepuluh tahun keberadaannya. Bukti nyata implementasi visi Indonesia harus kuat itulah yang membuat Prof. Dr. Subur Budhisantoso dan Prof. Dr. Ir. Radi A Gany, bangga dan terkagum-kagum.

Bagi kedua anggota Watimpres ini, tentulah Al-Zaytun sebagai sumber inspirasi. Hal ini, sedikit banyak terungkap dalam pembicaraan dengan kami. Keduanya berpandangan, apa yang dipikirkan dan dilaksanakan di kampus ini sangat baik jika dilaksanakan di setiap daerah secara nasional. Al-Zaytun mereka sebut sebagai pelopor pembangunan untuk masyarakat. Bahkan Prof. Dr. Ir. Radi A Gany berpendapat, sebaiknya setiap kepala daerah, baik bupati, walikota maupun gubernur, lebih dulu belajar, semacam pelatihan atau orientasi, dari Al-Zaytun sebagai bekal dalam melaksanakan tugas.

Menurut Prof. Dr. Ir. Radi A Gany, bagaimana cara membangun Indonesia yang kuat berbasis pembangunan daerah, perlu belajar, setidaknya studi banding, dari Al-Zaytun. “Hal ini perlu dipikirkan agar setiap kepala daerah sebelum atau semasih melaksanakan tugas diberi kesempatan lebih dulu belajar, studi banding atau melakukan konsultasi dengan Al-Zaytun, bagaimana cara membangun daerahnya,” kata Prof. Dr. Ir. Radi A Gany. Ia berkeyakinan jika setiap kepala daerah bisa membangun daerahnya seperti yang dilakukan di Al-Zaytun, Indonesia akan sejahtera.

Prof. Dr. Ir. Radi A Gany yang mengaku sudah lama berkeinginan mengunjungi Al-Zaytun mengatakan kehadirannya di Mahad Al Zaytun ibarat mimpi yang menjadi kenyataan. Dia mengaku sangat takjub dengan teknologi pertanian dan peternakan yang sedang dikembangkan Al-Zaytun. Juga sangat kagum atas visi Al-Zaytun tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang bermuara pada Indonesia harus kuat. (Berita Indonesia Edisi 64).

Selasa, 13 Januari 2009

Peerrjjaallaannaann MMaassiihh PPaannjjaanngg
K ita telah sampai dipenghujung latihan kita. Apa yang baru kita pelajari hanyalah sebuah gerbang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Latihan-latihan yang baru kita lakukan hanyalah latihan bagaimana untuk bersikap ketika menghadap Allah. Kita belum membahas masalah kemana kita menghadap diri kepada Allah? Dimanakah Allah? Yang manakah diri kita yang sejati? Dimanakah ruh kita?
Kekhusyu'an dalam shalat akan bertambah jika kita semakin mengenal Allah dan beriman kepada-Nya. Khusyu' juga akan berkembang jika kita telah mengenal diri kita yang sejati. Suasana khusyu' akan berubah sesuai dengan tuntunan yang Allah berikan kepada kita. Ada saat dimana kita menangis ketika shalat. Di saat lain, kita bisa mendapatkan ketenangan atau kebahagiaan yang luar biasa. Ada saat dimana tubuh merinding atau bergetar. Jika itu terjadi, janganlah Anda takut. Ada pula masanya, dimana kita tidak merasakan apa-apa. Jika itu terjadi, jangan pula Anda bingung.
Perjalanan spiritual masih sangat panjang. Kita tidak boleh puas dan berhenti ketika sampai disatu titik saja, tetapi harus terus maju dan siap berubah. Janganlah mencari apa yang kita pernah rasakan sebelumnya, karena itu akan menghentikan perjalanan kita. Juga akan menyebabkan kita lupa dengan tujuan kita semula, yaitu mendekatkan diri kepada Allah. Kita menjadi sibuk mencari rasa atau sensasi.
Datanglah selalu kepada Allah dengan berserah diri dan tanpa persepsi. Terimalah apa yang Allah berikan kepada kita. Jika diberi rasa khusyu' terimalah. Jika diberi rasa tenang, syukurilah. Jika merasa tidak diberi rasa apa-apa, pertajam pengamatan Anda, karena bisa jadi itu adalah sebuah pengajaran baru dari Allah. Jangan sampai Anda lengah.
Untuk pemahaman yang lebih dalam mengenai masalah ketuhanan, Anda dapat membaca buku-buku tulisan ustadz Abu Sangkan, seperti "Berguru kepada Allah" dan "Spiritual Salah Kaprah" yang baru saja diterbitkan. Tulisan Beliau yang dimuat di www.dzikrullah.com juga sangat baik untuk membuka wawasan kita dalam hidup berketuhanan. Selain itu, buku sahabat saya, Yusdeka Putra, yang berjudul "Membuka Ruang Spiritual" merupakan buku menarik yang patut Anda baca.
Jika ada pertanyaan, Anda dapat menghubungi salah satu nama yang ada di halaman belakang buku ini. Akan lebih baik jika Anda dapat datang mengunjungi salah satu halaqah shalat khusyu' yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan mengikuti halaqah, Anda dapat mendiskusikan permasalahan spiritual dan juga memiliki banyak teman-teman seperjalanan dalam perjalanan mendekatkan diri kepada Allah.